Selasa, 07 Januari 2014

Solu Bolon Raja Simatupang Taput- Sarulla- Muara


Realita ‘Solu Bolon’ Raja Simatupang di Taput

2 buah 'Solu Bolon' di dusun Tordolok Nauli, Desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Taput disebut sebagai realita situs budaya Raja Simatupang saat dikunjungi ratusan masyarakat sekitar. Foto|Rinto Aritonang..
2 buah ‘Solu Bolon’ di dusun Tordolok Nauli, Desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Taput disebut sebagai realita situs budaya Raja Simatupang saat dikunjungi ratusan masyarakat sekitar. Foto|Rinto Aritonang..

Taput-ORBIT: Realita pembuatan ‘Solu Bolon’ (perahu besar) milik pomparan Raja Simatupang yang beberapa minggu terakhir menjadi kabar yang menggemparkan di Kabupaten Tapanuli Utara tak juga surut hingga saat ini.
Tak ingin hanya sekadar isapan jempol sebagai sekadar cerita, Orbit Digital turun langsung ke lokasi asal desas desus ini beredar. Benar saja, di dusun Tordolok Nauli, desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Kebenaran tentang kegiatan pembuatan benda ini untuk tujuan penggalian situs budaya Raja Simatupang di daerah ini dilakoni Pomparan Raja tersebut selama satu tahun terakhir.
“Tujuan kegiatan ini murni untuk penggalian situs-situs budaya Raja Simatupang serta suatu kegiatan yang mempersatukan seluruh keturunannya,” ujar Jusman Sianturi, Perwakilan Keturunan Raja Simatupang saat diwawancarai Orbit Digital setibanya di lokasi pembuatan ‘Solu Bolon’, Selasa (17/12).
Dijelaskan, proses pembuatan perahu sebagai situs budaya Raja Simatupang ini dimulai pada 7 Januari 2013 lalu.
Setelah hampir satu tahun berlangsung, saat ini pembuatannya sudah rampung dan segera akan dilanjutkan untuk kegiatan pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di Kecamatan Muara, Taput.
“Ada 2 buah ‘Solu Bolon’ berukuran berukuran besar dengan panjang 21 meter, lebar 110 cm serta tinggi 70 cm, serta 6 buah Solu kecil yang masing masing memiliki panjang 5 meter, lebar 80 cm serta tinggi 40 cm. Seluruh benda ini dibuat dengan menggunakan 7 batang pohon Meranti yang tumbuh di dalam hutan,” papar Jusman.
Menurut Jusman, keseluruhan ‘Solu’ yang ditukangi di kedalaman hutan yang berjarak sekitar 10 Km, sebelumnya telah dilangsir secara manual oleh 333 orang keturunan Simatupang menuju jalan desa di dusun Tordolok Nauli.
“Latarbelakang pembuatan Solu Bolon ini merupakan hasil Musyawarah keturunan Raja Simatupang yang ingin menggali situs-situs budaya Raja Simatupang sekaligus untuk mengingat nenek moyangnya yang hijrah dari Muara ke Sarulla,” ungkapnya.
Sebelumnya, dikatakan Jusman, berdasarkan rencana awal, ‘Solu Bolon’ tersebut harus sudah tiba pada tanggal 8 Desember lalu di Kecamatan Muara.
Namun karena prosesnya pengangkatannya sangat sulit akibat topografi alam  dan juga melihat kondisi keturunan Raja Simatupang yang terlibat dalam pengerjaan ini sudah terlihat lelah, maka Panitia kegiatan ini belum dapat memastikan kapan benda tersebut tiba di tempat tujuannya, Muara.
Walau soal, keberangkatan rombongan yang menghantarkannya dipastikan dilakukan pada Kamis (19/12) nanti.
Penunjukkan Lewat Mimpi
Informasi yang dihimpun Orbit Digital di lokasi menyebutkan di kalangan masyarakat keberadaan 2 buah ‘Solu Bolon’ serta 6 buah Solu kecilnya, dinilai bernuansa magis.
Bahkan, proses pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di daerah wisata Muara, Taput dari lokasi dusun Tordolok Nauli, Sarulla, Kecamatan Pahae Jae memiliki jarak sekitar 85 kilometer, menambah nilai magisnya.
Karena, sistem pemindahannya yang harus dilakukan secara manual dengan diangkat dipundak ke 333 keturunan Raja Simatupang ini alias tidak boleh memakai alat transportasi lainnya.
Demikian juga pembuatannya harus menggunakan kayu jenis Meranti di dusun Tordolok Nauli yang konon keberadaan kayu Merantinya diketahui melalui penunjukan lewat mimpi ke salah seorang keturunan Raja Simatupang.
Laporan|Rinto Aritonang
Editor|M Asril

Tidak ada komentar:

Posting Komentar