Kamis, 15 Januari 2015

Rekreasi di Muara Nauli, Taput , Sumut

Yosua Alexando Sianturi Berslogan : Muara Nauli Tanah Kita Semua

Budianto Sianturi  Berkata : Enak Minum Fanta Jauh Lebih Enak Memandang di Danau Toba Muara Nauli
Trina Melati Banjarnahor AMk yang adalah Menantu Dari Orang Muara Berfose di Panorama Yang indah
Westknee Siburian, Lahir di Muara Nauli, Besar di Pollung Tak Lupa berfose di Muara yang Indah Ini

Westkne Siburian Seorang Pendidik di DKI Jakarta Bilang : OWWWW... MUARA KREEEEN



Salah satu Keajaiban Dunia : Solu Bolon Simatupang yang Panjangnya 21 Meter ada di Muara Nauli

VARIA VOTO MUARA NAULI, TAPANULI UTARA

Panatapan : Muara Nauli

Muara Nauli Dipandang dari Sipinsur Lintong ni Huta
Pulo Sibandang ( Sibandang Island)
Kapal Perry Nainggolan Muara sedang Melintasi Pulo Sibandang
Silalitoruan, Baribaniaek, Untemungkur, Bage dan Sekitarnya

SMA Negeri Muara 
SMA Negeri Muara
SMP Negeri Muara

Muara Nauli di Pandang Dari Danau Toba


Selasa, 23 September 2014

ULANG TAHUN ANAK MUARA YANG KE 40 20 SEPTEMBER 11974-20 SEPTEMBER 2014



 Hari Ini Sabtu 20 September 2014 Genaplah Usiaku 40 Tahun 


Kehidupan Baru Dimulai Umur 40 Tahun (Andrew How)
“A man is not old until regrets take the place of dreams. Manusia tidak 
menjadi tua sampai penyesalan menggantikan impiannya.” Mark Twain, dalam 
suratnya kepada Edward L. Dimmitt, tertanggal 19 Juli tahun 1901.

 “..usia 40 tahun adalah sebuah pertanda, sebuah isyarat. Seperti sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik untuk kehidupannya nanti..”
40 Tahun Silam , yakni pada 20 September 1974 saya di lahirkan di sebuah Desa: Lumbantonga-tonga , Desa Horjadolok Tonga Tonga , Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, dari kedua orang Tua Saya : Hotmaria Br Purba, Januari Sianturi, saya tidak tahu bagaimana saya lahir, yang saya tahu adalah saya sudah berumur 40 Tahun Sekarang 
 Jubilaris Budianto Sianturi 20 September 1974- 20 September 2014
Ilustrasi Umur 40 Tahun
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia, dapat mencapai 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur itu seekor elang harus membuat keputusan besar pada saat umurnya yang ke 40 tahun.
Saat berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga menyulitkan saat terbang. Saat itu, ia hanya mempunyai 2 pilihan: menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yang menyakitkan selama 150 hari.
Saat melakukan transformasi itu, ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses berlangsung.
Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yg baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.
Lima bulan kemudian, bulu-bulu yang baru baru tumbuh sempurna. Ia mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 40  tahun kehidupan barunya dengan penuh energi.
Tempat Kelahiran Saya : Lumban Tongatonga Muara - Taput
BAGAIMANA MENSYUKURI USIA KITA YANG NAMBAH UMUR MAKA MAKIN BERKURANG JATAH HIDUP KITA
Ayah dan Ibu saya : Januari Sianturi/ Hotmaria Br Purba
Dalam moment ulang tahun ini, tentunya bukan pesta yang kita inginkan tapi bagaimana saya mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada saya, dan bersedih karena jatah usia kita berkurang didunia ini tapi tidak larut dalam kesedihan tetapi bagaimana mengisi sisa hidup ini berguna bagi sesama dan beribadah kepada Tuhan Kita.
Ingat Masa lalu tak akan pernah kembali atau terulang lagi dalam hidup kita. Sebab setiap manusia memiliki masa tersendiri dalam hidupnya. Masa kecil, masa bermain, masa sekolah, masa pacaran, masa remaja, masa berkeluarga, masa muda, masa tua, masa berkarya dan masih banyak lagi lainnya.
Saya dan Istri Saya  Trina Melati Banjarnahor Am.K
 MARILAH KITA LANGKAH KEDEPAN UNTUK SETIAP HARI KITA MENUJU CITA CITA KITA…
DAN HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN….
 Empat Anakku : Yolanda, Yosepha, Yolia dan Yosua
Ucapan Terimakasih
Dalam Memaknai Ulang Tahun yang Ke 40 Tahun ini , saya hendak mengucapkan Banyak Terimakasih kepada semua sahabat sahabat, teman sepelayanan dan secara Khusus kepada 
Istri dan anak anak ku/ Kedua Orangtua ku dan saudara saudaraku 
1.      Sektor IV HKBP Wahidin Baru
2.      St Manusun Manullang/Br Sitorus
3.      St Drs Harungguan Siregar/Br Doloksaribu 
--   Mannen Koor Immanuel HKBP Wahidin Baru 
B  Beberapa Nama yang saya ingat lahir Pada 20 September 
P Pdt Jalaintan Simatupang (+)
Y Yang Berdekatan dengan Tanggal Lahir saya 
1. Sumurung Rajagukguk, Lahir 18 September 1974 
P   Pdt Julasber G Silaban M.Th Lahir 19 September 1964
d  Dan juga Kepada Teman Teman Yang Lahir Pada Tahun 1974 sudah pasti umurnya dalam Tahun ini memasuki Usia Yang Ke 40  
 

 

Selasa, 07 Januari 2014

Solu Bolon Raja Simatupang Taput- Sarulla- Muara


Realita ‘Solu Bolon’ Raja Simatupang di Taput

2 buah 'Solu Bolon' di dusun Tordolok Nauli, Desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Taput disebut sebagai realita situs budaya Raja Simatupang saat dikunjungi ratusan masyarakat sekitar. Foto|Rinto Aritonang..
2 buah ‘Solu Bolon’ di dusun Tordolok Nauli, Desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Taput disebut sebagai realita situs budaya Raja Simatupang saat dikunjungi ratusan masyarakat sekitar. Foto|Rinto Aritonang..

Taput-ORBIT: Realita pembuatan ‘Solu Bolon’ (perahu besar) milik pomparan Raja Simatupang yang beberapa minggu terakhir menjadi kabar yang menggemparkan di Kabupaten Tapanuli Utara tak juga surut hingga saat ini.
Tak ingin hanya sekadar isapan jempol sebagai sekadar cerita, Orbit Digital turun langsung ke lokasi asal desas desus ini beredar. Benar saja, di dusun Tordolok Nauli, desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Kebenaran tentang kegiatan pembuatan benda ini untuk tujuan penggalian situs budaya Raja Simatupang di daerah ini dilakoni Pomparan Raja tersebut selama satu tahun terakhir.
“Tujuan kegiatan ini murni untuk penggalian situs-situs budaya Raja Simatupang serta suatu kegiatan yang mempersatukan seluruh keturunannya,” ujar Jusman Sianturi, Perwakilan Keturunan Raja Simatupang saat diwawancarai Orbit Digital setibanya di lokasi pembuatan ‘Solu Bolon’, Selasa (17/12).
Dijelaskan, proses pembuatan perahu sebagai situs budaya Raja Simatupang ini dimulai pada 7 Januari 2013 lalu.
Setelah hampir satu tahun berlangsung, saat ini pembuatannya sudah rampung dan segera akan dilanjutkan untuk kegiatan pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di Kecamatan Muara, Taput.
“Ada 2 buah ‘Solu Bolon’ berukuran berukuran besar dengan panjang 21 meter, lebar 110 cm serta tinggi 70 cm, serta 6 buah Solu kecil yang masing masing memiliki panjang 5 meter, lebar 80 cm serta tinggi 40 cm. Seluruh benda ini dibuat dengan menggunakan 7 batang pohon Meranti yang tumbuh di dalam hutan,” papar Jusman.
Menurut Jusman, keseluruhan ‘Solu’ yang ditukangi di kedalaman hutan yang berjarak sekitar 10 Km, sebelumnya telah dilangsir secara manual oleh 333 orang keturunan Simatupang menuju jalan desa di dusun Tordolok Nauli.
“Latarbelakang pembuatan Solu Bolon ini merupakan hasil Musyawarah keturunan Raja Simatupang yang ingin menggali situs-situs budaya Raja Simatupang sekaligus untuk mengingat nenek moyangnya yang hijrah dari Muara ke Sarulla,” ungkapnya.
Sebelumnya, dikatakan Jusman, berdasarkan rencana awal, ‘Solu Bolon’ tersebut harus sudah tiba pada tanggal 8 Desember lalu di Kecamatan Muara.
Namun karena prosesnya pengangkatannya sangat sulit akibat topografi alam  dan juga melihat kondisi keturunan Raja Simatupang yang terlibat dalam pengerjaan ini sudah terlihat lelah, maka Panitia kegiatan ini belum dapat memastikan kapan benda tersebut tiba di tempat tujuannya, Muara.
Walau soal, keberangkatan rombongan yang menghantarkannya dipastikan dilakukan pada Kamis (19/12) nanti.
Penunjukkan Lewat Mimpi
Informasi yang dihimpun Orbit Digital di lokasi menyebutkan di kalangan masyarakat keberadaan 2 buah ‘Solu Bolon’ serta 6 buah Solu kecilnya, dinilai bernuansa magis.
Bahkan, proses pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di daerah wisata Muara, Taput dari lokasi dusun Tordolok Nauli, Sarulla, Kecamatan Pahae Jae memiliki jarak sekitar 85 kilometer, menambah nilai magisnya.
Karena, sistem pemindahannya yang harus dilakukan secara manual dengan diangkat dipundak ke 333 keturunan Raja Simatupang ini alias tidak boleh memakai alat transportasi lainnya.
Demikian juga pembuatannya harus menggunakan kayu jenis Meranti di dusun Tordolok Nauli yang konon keberadaan kayu Merantinya diketahui melalui penunjukan lewat mimpi ke salah seorang keturunan Raja Simatupang.
Laporan|Rinto Aritonang
Editor|M Asril

Solu Bolon yang Menggemparkan Masyarakat Batak


Solu Bolon yang Menggemparkan Masyarakat Batak

Posted: 22/12/2013 13:35
TOPIK #Solu Bolon
Solu Bolon yang Menggemparkan Masyarakat Batak
Solu Bolon (Foto Kiriman: Bahara Panjaitan/Citizen6)
Citizen, Medan: Begitu banyak tradisi unik yang di miliki indonesia, termasuk kali ini yang sedang di lakukan oleh marga simatupang di tanah batak. Pada Sabtu (21/12/2013) seluruh keluarga Simatupang dari seluruh dunia berkumpul. Mereka datang dari berbagai kota dengan tujuan satu: menghormati leluhurnya dalam acara Solu Bolon.
Solu Bolon ini cukup menggemparkan masyarakat batak. Tidak tanggung-tanggung kali ini salah satu marga dari suku batak ini membuatkan 7 buah solu bolon (perahu besar) yang dua di antaranya berukuran cukup besar Perau dengan panjang 25 meter ini dibuat di bukit gunung Sarulla Dolok, di kecamatan pahae, tapanuli utara. Alasan mengapa perahu tersebut di buat disana, karena Bahan atau pohon kayu yang cocok untuk pembuatan perahu sesuai dengan persyaratan adat hanya ada di sana.

Selain itu, ketika perahu tersebut sudah selesai di buat, selanjutnya akan di bawa menuju Sarulla yang jaraknya cukup jauh dari lokasi pembuatan perahu tersebut, dengan cara di pikul ratusan orang yang tentunya adalah keturuna marga Simatupang. Secara bersama-sama mereka membawa perahu itu menuju Sarulla. Medan yang dilalui cukup ekstrim, berlumpur dan naik turun. Namun dalam pesannya leluhur Simatupang juga mengatakan bahwa ketika mengangkat perahu tersebut orang-orang yang mengangkatnya akan mendapat kekuatan dari seluruh manusia dari seluruh dunia.
Menurut persyaratan yang di sampaikan oleh leluhur mereka, bahwa ketika mengangkat perahu tersebut tidak boleh sampai menyentuh tanah, sehingga ketika istirahat atau bergantian dengan orang lain, ketika meletakkan perahu tersebut di bawahnya di alaskan balok-balok kayu, sehingga tidak sampai menyentuh tanah.
Selanjutnya pada Sabtu 7 Desember 2013 dibawa ke Muara (juga di Kabupaten Tapanuli Utara, 60 km dari Sarulla. Dan akan di resmikan di 21-22-23 Desember 2013 dengan ritual dan acara yang sangat besar dan meriah

Acara ini akan di hadiri semua keturunan marga simatupang seluruh dunia, dan bagi mereka yang tidak menghadiri acara tersebut di wajibkan mengunjungi Solu Bolon yang akan di simpan di suatu tempat di Muara.
Penulis:
Bahara Panjaitan
Medan, baharapXXX@yahoo.co.id

Senin, 25 November 2013

Jamita Minggu 1 Desember 2013, Advent I




Jamita  Minggu Advent  I, 1 Desember 2013
Jesaya 2:1-5
NARO DO IBANA SONGON PANGUHUM LAHO MANGUHUMI SUDE BANGSO
Digurithon : Budianto Sianturi
Pamuhai
Dinasahali di sungkun sada ina naposo ma sahalak ina natuatua, naung marumur 80 taon ,  didok disungkunsungkunnai, ai marlaba do pe ho inong na tu garejai? Boasa dohonon mu songoni ninna inanta natuatua, ai so dibege inong be jamitai, ai soboi be dijahaho buku ende dohot bibeli apalagi ma jamitai soboi be ra dibege ho ninna; lambok do inanta natuatuai mangalusi, mansai marlaba dope inang ahu na tugarejai, sarupa ma nuaeng ahu tu sada halak na manunsi paheanna, las boha pe dibahen mamoro ( mambilas abitnai) alai jumpa manjomurhonsa sai adong do tading aek nai di paheani , songoni ma nang ahu nang pe so tangkas be huida jala sohubege angka ende tarlumobima Jamitai alai sai adongdoi na tading dibagasan rohangku ninna inantai mangalusi, alani do binsan boi dope hudalani huharinggashon manopot bagas joroi. Mansai marguna do hape na ro manopot bagas joroi, ndadan songon ni deba halak, sarupa do na marminggu dohot na so marminggu asalma porsea di Tuhani. Antong tatangkasi ma turpuk sadarion
Panorangion
Jesaya : Jahowa do hatuaonku ( Allah adalah Keselamatanku ) manoarahon uhuman, sekaligus dohot bagabaga ni Debata tu Bangso Israel na tarbuangi, nang pe boha hansit ni panosak ningolu naeng ingkon nangkok dolok habadiaon ni Jahowa. Marpungu di dolok ni Jahowa manghalashon haroroNa. Asa lam tang Jolmai mangadopi ragam ni angka haporsuhon, angka roha na magopu dipargogoi, suang songon bangso Israel naung marhamamago alani habuangani nuaeng di palumba naroma Panurirangon taringot tu hamuliaon ni Harajaon ni Debata sogot ( Haroro ni Mesias si Paluai Ayat 1-5)   Asalma marsihohot nasida somubauba marhaporseaon tu Debata, maninggalhon hasomalan mangulahon hajahaton, marsomba tugana-ganaan asa unang tarrimas Debata. Ai Torus do mangula Debata paluahon bangsoNa Ayat 2 : Dang dilengsehon Debata bangsoi alai disege, dipapita do haporseaonnasida, nang pe di uhum, dalan laho padasiphon haporseaon nasida doi. Patupaon ni Debata do sada tingki naimbaru ima marhite napajongjonghon bagas joroNa di Jerusalem. Naboi idaon ni sude bangso di inganan na timbo marlapatan ndanda holan bangso Israel be na boi marnidai alai sandok houm, marga, huta nang bangso tahe. Ai Jesus Raja ni Huriai mangalehon sada kepastian paboa na hot do Huria ni Debata Salelenglelengna.
Ahado Bagasjoroi, Bagas joro ima sada tanda manang gombaron na mian do Jahowa, Debatanasida di tongatonga ni halak Israel dohot Juda, jala di bagas joro i do marsaringar dia do hata na dihatahon ni Jahowa jala na naeng diulahon bangso i.Bagas joro ima gombaran ni hamuliaon ni Jahowa, jala di bagas joro on mambahen jolma i martoruk ni roha marnida hamuliao ni Jahowa di bagas joro i jala on ma na boi mambahen jolma i mananda pangalaoisonna tu Jahowa diuduti manopoti pangalaosionna, jala on ma na manguduti roha na biar mida Jahowa.Bagas joro ima tanda ni padan ni Jahowa tu bangsoNa, na di bagasanna do dibaen poti parpadanan na marisihon 2 batu na marsurathon 10 hata ni Jahowa.Bagas Joro ima inganan parpunguan ni halak na porsea tu Jahowa. marhite parpunguan on dipatupa do panombaion marhite ende dohot ende pujipujian. Di Gereja kita Berbakti, dimasyarakat kita mengabdi dan bersaksi. Ingkon Pangkeonta ma bagas joroi inganan pamujion tu Debata, haroroan ni dame doi, Inganan nabadia Bagas joro boi do gabe inganan ni halak marsaor manangihon pangajarion ni tona manang hata ni Jahowa jala pasada tahi dohot gogo laho mangulahon hata ni Jahowa djala manghatahon na ringkot di taringot huta manang bangso i.

Masibetabetaan Manjalo pangajarion sian Debata “ Beta hita managnangkohi dolok ni Jahowa” manggombarhon hasadaon ni bangsoi tongon di ari haluaon i, alani binsan sadihari dope mansai ringkot manjalo pangajarion sian Debata dohot mangulahon lomo nirohaNa andorang so ro ari ni Tuhani. Songn Huria hita ingkon ma masibetabetaan laho mamuji Tuhantai, mangarahon angka dongan “ Boansadanari” masibetabetaan mangulahon Dame, songon Jesus siboan damei, manungguli hata ni Debata, dohot mangajarhonsa asa unang Uhum sogot di arini Tuhani
Alai di na masa di parsaoran siap ari justru marbalik sian na tinonahon ni Jahowa. jotjot do nasida mangulahon ulaon hadaulaton, alai parangenasida ndang suman tu na nihatahon ni Jahowa . Di tonga na masa i, Jesaya mandapot pangungkapon taringot hahaojak ni Bagas ni Jahowa na so dibaen ni tangan ni jolma. Alai Jahowa sandiri do na patupahon saluhutna i.
masibetabetaan do. “Beta hita,” ninna. Na marlapatan ma i, ndang adong sian nasida na holan mangihutihut, ( Songon nidok ni hata Batak: Eme namasak digagat ursa, iai namasa ima taula) alai ingkon dibagasan parsitutuon Jala jumpang  disi sude giot ni roha laho borhat. Dung i ndang asal borhat jala mardalan di dalan na so martujuan, alai diboto be do sidapothononna.
“Jadi manguhum ma Ibana di tongatonga ni angka parbegu, jala toruanNa torop angka bangso. Jadi patopahonon nasida ma podangnasida bahen gigi, jala hujurnasida bahen angka sasabi; ndang be sintahon ni bangso dompak bangso podang i jala ndang be guruhonon nasida parmusuon.” “Manguhum ma Ibana di tongatonga ni angka parbegu,” tumingkos, “Ibana gabe panguhum di tongatonga ni angka bangso.” Songon panguhum na tigor, uhumanNa ma angka bangso, adilanNa nasida taringot tu na piningkiran dohot na niulana be. Deba sian ulaon ni panguhum, i ma na mambuat haputusan taringot tu angka parsalisian, paujunghon parkaro jala pajongjonghon hadameon. Songon i ma didok dison, pajongjongon ni Jahowa, Debata ni si Jakob i do hadameon di tongatonga ni angka bangso. Ndang masa be porang, jala ndang adong be hasea ni podang dohot hujur songon ulaula tu hamusuon. Haoojak ni Baga Joro ni Jahowa on ima sada ulaon hadameon, hasonangan, dohot las ni roha di bangso i mian di Bagas ni Jahowa.. Debata ma na jongjong gabe Hakim na adil dinasida, jala ganup halak manjalo nahombar tu naniulana be, dang adong disi na memerengmereng bohi. Ndang adongbe sigogobotohon, ndang adong namarlomolomo, dang adong porang , ai nunga margantibe angka alat alat porangi gabe alatalat pertanian, Sude ikkon mardame sonang manghapadothon ulaonna be , unang adong na berpangku tangan jala ringgasma mulaulaon

Beta hamu, ale pinompar ni si Jakob! Mardalani ma hita di hatiuron ni Jahowa.” Joujou ni si Jesaya i do on tu halak Juda. Nasida do haroroan ni haluaon i, sian nasida taripar hatiuron tu saluhut bangso. Alai na boi masa do, malua bangso na asing, mago ia nasida; marrongoman halak sileban tu hatiuron ni Jahowa, tinggal di haholomon ia nasida. Sai unang ma masa na songon i. Hombar tusi ma dijouhon si Jesaya dison, asa mardalani nang nasida di hatiuron ni Jahowa, lapatanna mangolu hombar tu patik ni Debata. Ndang dia imbarna di halak Juda dohot na leban, na mardalan di hatiuron ni Jahowa mangolu, alai na tinggal di haholomon rap mago do i.

Sipahusoron

Gabe Pardame ma hita songon Ibana sipardamei, Taharinggashon ma Tu Gareja jala taradotima “Mardalani dibagasan Hatiuron ni Jahowa, asa unang bongot hita tu paruhumani. Masibetabetaan ma hita manogihon angka donganta rotu parmingguon ai disi do dapot hita angka pangajarion sian Hata ni Debata. Gabe pardame ma hita dohot sira tu saluhut jolma. Dimana orang Kristen Hadir , disima maringan dame, Antong “dibahen I, tadapothon ma marroha na sintong di bagasan hagogok ni haporseaon, dung diurasi rohanta, unang be disolsoli panggora ni roha i hita, jala dung diburi dagingta dohot aek na ias!” (Heber 10: 22) managam ari na balga i. Apostel Johanes di Pangungkaponna: “jadi hubege ma soara na gogo sian habangsa i, na mandok: on do joro ni Debata di taongatonga ni angka jolma; na maringanan ma Ibana di tongatonganasida, jala nasida ma bangsona, jala Debata sandiri saor tu nasida! Jadi apusan ni Debata ma nasa iluilunasida sian matanasida; dang adong be hamatean nang arsak ni roha; nang anggukangguk; nang na hansit; ndang disi be; ai nunga salpu na parjolo i” (Pangk. 21: 3 – 4). Sai manahan hita di haporseaonta managam Ari i, Ari na balga jala Ari las ni roha dohot hasonangan tu angka na manahan ro di ujungna.  Taradotima natau Pauliulihon Tondinta .Marantha ro o Tuhan Amen sai tibu ma ro. Rade Managam Tuhani, Advent : Managam HaroroNa na paduahalihon, Amen


Jamita Minggu 1 Desember 2013, Advent I




Jamita  Minggu Advent  I, 1 Desember 2013
Jesaya 2:1-5
NARO DO IBANA SONGON PANGUHUM LAHO MANGUHUMI SUDE BANGSO
Digurithon : Budianto Sianturi
Pamuhai
Dinasahali di sungkun sada ina naposo ma sahalak ina natuatua, naung marumur 80 taon ,  didok disungkunsungkunnai, ai marlaba do pe ho inong na tu garejai? Boasa dohonon mu songoni ninna inanta natuatua, ai so dibege inong be jamitai, ai soboi be dijahaho buku ende dohot bibeli apalagi ma jamitai soboi be ra dibege ho ninna; lambok do inanta natuatuai mangalusi, mansai marlaba dope inang ahu na tugarejai, sarupa ma nuaeng ahu tu sada halak na manunsi paheanna, las boha pe dibahen mamoro ( mambilas abitnai) alai jumpa manjomurhonsa sai adong do tading aek nai di paheani , songoni ma nang ahu nang pe so tangkas be huida jala sohubege angka ende tarlumobima Jamitai alai sai adongdoi na tading dibagasan rohangku ninna inantai mangalusi, alani do binsan boi dope hudalani huharinggashon manopot bagas joroi. Mansai marguna do hape na ro manopot bagas joroi, ndadan songon ni deba halak, sarupa do na marminggu dohot na so marminggu asalma porsea di Tuhani. Antong tatangkasi ma turpuk sadarion
Panorangion
Jesaya : Jahowa do hatuaonku ( Allah adalah Keselamatanku ) manoarahon uhuman, sekaligus dohot bagabaga ni Debata tu Bangso Israel na tarbuangi, nang pe boha hansit ni panosak ningolu naeng ingkon nangkok dolok habadiaon ni Jahowa. Marpungu di dolok ni Jahowa manghalashon haroroNa. Asa lam tang Jolmai mangadopi ragam ni angka haporsuhon, angka roha na magopu dipargogoi, suang songon bangso Israel naung marhamamago alani habuangani nuaeng di palumba naroma Panurirangon taringot tu hamuliaon ni Harajaon ni Debata sogot ( Haroro ni Mesias si Paluai Ayat 1-5)   Asalma marsihohot nasida somubauba marhaporseaon tu Debata, maninggalhon hasomalan mangulahon hajahaton, marsomba tugana-ganaan asa unang tarrimas Debata. Ai Torus do mangula Debata paluahon bangsoNa Ayat 2 : Dang dilengsehon Debata bangsoi alai disege, dipapita do haporseaonnasida, nang pe di uhum, dalan laho padasiphon haporseaon nasida doi. Patupaon ni Debata do sada tingki naimbaru ima marhite napajongjonghon bagas joroNa di Jerusalem. Naboi idaon ni sude bangso di inganan na timbo marlapatan ndanda holan bangso Israel be na boi marnidai alai sandok houm, marga, huta nang bangso tahe. Ai Jesus Raja ni Huriai mangalehon sada kepastian paboa na hot do Huria ni Debata Salelenglelengna.
Ahado Bagasjoroi, Bagas joro ima sada tanda manang gombaron na mian do Jahowa, Debatanasida di tongatonga ni halak Israel dohot Juda, jala di bagas joro i do marsaringar dia do hata na dihatahon ni Jahowa jala na naeng diulahon bangso i.Bagas joro ima gombaran ni hamuliaon ni Jahowa, jala di bagas joro on mambahen jolma i martoruk ni roha marnida hamuliao ni Jahowa di bagas joro i jala on ma na boi mambahen jolma i mananda pangalaoisonna tu Jahowa diuduti manopoti pangalaosionna, jala on ma na manguduti roha na biar mida Jahowa.Bagas joro ima tanda ni padan ni Jahowa tu bangsoNa, na di bagasanna do dibaen poti parpadanan na marisihon 2 batu na marsurathon 10 hata ni Jahowa.Bagas Joro ima inganan parpunguan ni halak na porsea tu Jahowa. marhite parpunguan on dipatupa do panombaion marhite ende dohot ende pujipujian. Di Gereja kita Berbakti, dimasyarakat kita mengabdi dan bersaksi. Ingkon Pangkeonta ma bagas joroi inganan pamujion tu Debata, haroroan ni dame doi, Inganan nabadia Bagas joro boi do gabe inganan ni halak marsaor manangihon pangajarion ni tona manang hata ni Jahowa jala pasada tahi dohot gogo laho mangulahon hata ni Jahowa djala manghatahon na ringkot di taringot huta manang bangso i.

Masibetabetaan Manjalo pangajarion sian Debata “ Beta hita managnangkohi dolok ni Jahowa” manggombarhon hasadaon ni bangsoi tongon di ari haluaon i, alani binsan sadihari dope mansai ringkot manjalo pangajarion sian Debata dohot mangulahon lomo nirohaNa andorang so ro ari ni Tuhani. Songn Huria hita ingkon ma masibetabetaan laho mamuji Tuhantai, mangarahon angka dongan “ Boansadanari” masibetabetaan mangulahon Dame, songon Jesus siboan damei, manungguli hata ni Debata, dohot mangajarhonsa asa unang Uhum sogot di arini Tuhani
Alai di na masa di parsaoran siap ari justru marbalik sian na tinonahon ni Jahowa. jotjot do nasida mangulahon ulaon hadaulaton, alai parangenasida ndang suman tu na nihatahon ni Jahowa . Di tonga na masa i, Jesaya mandapot pangungkapon taringot hahaojak ni Bagas ni Jahowa na so dibaen ni tangan ni jolma. Alai Jahowa sandiri do na patupahon saluhutna i.
masibetabetaan do. “Beta hita,” ninna. Na marlapatan ma i, ndang adong sian nasida na holan mangihutihut, ( Songon nidok ni hata Batak: Eme namasak digagat ursa, iai namasa ima taula) alai ingkon dibagasan parsitutuon Jala jumpang  disi sude giot ni roha laho borhat. Dung i ndang asal borhat jala mardalan di dalan na so martujuan, alai diboto be do sidapothononna.
“Jadi manguhum ma Ibana di tongatonga ni angka parbegu, jala toruanNa torop angka bangso. Jadi patopahonon nasida ma podangnasida bahen gigi, jala hujurnasida bahen angka sasabi; ndang be sintahon ni bangso dompak bangso podang i jala ndang be guruhonon nasida parmusuon.” “Manguhum ma Ibana di tongatonga ni angka parbegu,” tumingkos, “Ibana gabe panguhum di tongatonga ni angka bangso.” Songon panguhum na tigor, uhumanNa ma angka bangso, adilanNa nasida taringot tu na piningkiran dohot na niulana be. Deba sian ulaon ni panguhum, i ma na mambuat haputusan taringot tu angka parsalisian, paujunghon parkaro jala pajongjonghon hadameon. Songon i ma didok dison, pajongjongon ni Jahowa, Debata ni si Jakob i do hadameon di tongatonga ni angka bangso. Ndang masa be porang, jala ndang adong be hasea ni podang dohot hujur songon ulaula tu hamusuon. Haoojak ni Baga Joro ni Jahowa on ima sada ulaon hadameon, hasonangan, dohot las ni roha di bangso i mian di Bagas ni Jahowa.. Debata ma na jongjong gabe Hakim na adil dinasida, jala ganup halak manjalo nahombar tu naniulana be, dang adong disi na memerengmereng bohi. Ndang adongbe sigogobotohon, ndang adong namarlomolomo, dang adong porang , ai nunga margantibe angka alat alat porangi gabe alatalat pertanian, Sude ikkon mardame sonang manghapadothon ulaonna be , unang adong na berpangku tangan jala ringgasma mulaulaon

Beta hamu, ale pinompar ni si Jakob! Mardalani ma hita di hatiuron ni Jahowa.” Joujou ni si Jesaya i do on tu halak Juda. Nasida do haroroan ni haluaon i, sian nasida taripar hatiuron tu saluhut bangso. Alai na boi masa do, malua bangso na asing, mago ia nasida; marrongoman halak sileban tu hatiuron ni Jahowa, tinggal di haholomon ia nasida. Sai unang ma masa na songon i. Hombar tusi ma dijouhon si Jesaya dison, asa mardalani nang nasida di hatiuron ni Jahowa, lapatanna mangolu hombar tu patik ni Debata. Ndang dia imbarna di halak Juda dohot na leban, na mardalan di hatiuron ni Jahowa mangolu, alai na tinggal di haholomon rap mago do i.

Sipahusoron

Gabe Pardame ma hita songon Ibana sipardamei, Taharinggashon ma Tu Gareja jala taradotima “Mardalani dibagasan Hatiuron ni Jahowa, asa unang bongot hita tu paruhumani. Masibetabetaan ma hita manogihon angka donganta rotu parmingguon ai disi do dapot hita angka pangajarion sian Hata ni Debata. Gabe pardame ma hita dohot sira tu saluhut jolma. Dimana orang Kristen Hadir , disima maringan dame, Antong “dibahen I, tadapothon ma marroha na sintong di bagasan hagogok ni haporseaon, dung diurasi rohanta, unang be disolsoli panggora ni roha i hita, jala dung diburi dagingta dohot aek na ias!” (Heber 10: 22) managam ari na balga i. Apostel Johanes di Pangungkaponna: “jadi hubege ma soara na gogo sian habangsa i, na mandok: on do joro ni Debata di taongatonga ni angka jolma; na maringanan ma Ibana di tongatonganasida, jala nasida ma bangsona, jala Debata sandiri saor tu nasida! Jadi apusan ni Debata ma nasa iluilunasida sian matanasida; dang adong be hamatean nang arsak ni roha; nang anggukangguk; nang na hansit; ndang disi be; ai nunga salpu na parjolo i” (Pangk. 21: 3 – 4). Sai manahan hita di haporseaonta managam Ari i, Ari na balga jala Ari las ni roha dohot hasonangan tu angka na manahan ro di ujungna.  Taradotima natau Pauliulihon Tondinta .Marantha ro o Tuhan Amen sai tibu ma ro. Rade Managam Tuhani, Advent : Managam HaroroNa na paduahalihon, Amen