Selasa, 23 September 2014

ULANG TAHUN ANAK MUARA YANG KE 40 20 SEPTEMBER 11974-20 SEPTEMBER 2014



 Hari Ini Sabtu 20 September 2014 Genaplah Usiaku 40 Tahun 


Kehidupan Baru Dimulai Umur 40 Tahun (Andrew How)
“A man is not old until regrets take the place of dreams. Manusia tidak 
menjadi tua sampai penyesalan menggantikan impiannya.” Mark Twain, dalam 
suratnya kepada Edward L. Dimmitt, tertanggal 19 Juli tahun 1901.

 “..usia 40 tahun adalah sebuah pertanda, sebuah isyarat. Seperti sebuah ikhtisar masa depan. Jika di usia itu kebaikan lebih mendominasi, maka itu sebuah pertanda baik untuk kehidupannya nanti..”
40 Tahun Silam , yakni pada 20 September 1974 saya di lahirkan di sebuah Desa: Lumbantonga-tonga , Desa Horjadolok Tonga Tonga , Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, dari kedua orang Tua Saya : Hotmaria Br Purba, Januari Sianturi, saya tidak tahu bagaimana saya lahir, yang saya tahu adalah saya sudah berumur 40 Tahun Sekarang 
 Jubilaris Budianto Sianturi 20 September 1974- 20 September 2014
Ilustrasi Umur 40 Tahun
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia, dapat mencapai 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur itu seekor elang harus membuat keputusan besar pada saat umurnya yang ke 40 tahun.
Saat berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga menyulitkan saat terbang. Saat itu, ia hanya mempunyai 2 pilihan: menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yang menyakitkan selama 150 hari.
Saat melakukan transformasi itu, ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses berlangsung.
Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yg baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.
Lima bulan kemudian, bulu-bulu yang baru baru tumbuh sempurna. Ia mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 40  tahun kehidupan barunya dengan penuh energi.
Tempat Kelahiran Saya : Lumban Tongatonga Muara - Taput
BAGAIMANA MENSYUKURI USIA KITA YANG NAMBAH UMUR MAKA MAKIN BERKURANG JATAH HIDUP KITA
Ayah dan Ibu saya : Januari Sianturi/ Hotmaria Br Purba
Dalam moment ulang tahun ini, tentunya bukan pesta yang kita inginkan tapi bagaimana saya mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada saya, dan bersedih karena jatah usia kita berkurang didunia ini tapi tidak larut dalam kesedihan tetapi bagaimana mengisi sisa hidup ini berguna bagi sesama dan beribadah kepada Tuhan Kita.
Ingat Masa lalu tak akan pernah kembali atau terulang lagi dalam hidup kita. Sebab setiap manusia memiliki masa tersendiri dalam hidupnya. Masa kecil, masa bermain, masa sekolah, masa pacaran, masa remaja, masa berkeluarga, masa muda, masa tua, masa berkarya dan masih banyak lagi lainnya.
Saya dan Istri Saya  Trina Melati Banjarnahor Am.K
 MARILAH KITA LANGKAH KEDEPAN UNTUK SETIAP HARI KITA MENUJU CITA CITA KITA…
DAN HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN….
 Empat Anakku : Yolanda, Yosepha, Yolia dan Yosua
Ucapan Terimakasih
Dalam Memaknai Ulang Tahun yang Ke 40 Tahun ini , saya hendak mengucapkan Banyak Terimakasih kepada semua sahabat sahabat, teman sepelayanan dan secara Khusus kepada 
Istri dan anak anak ku/ Kedua Orangtua ku dan saudara saudaraku 
1.      Sektor IV HKBP Wahidin Baru
2.      St Manusun Manullang/Br Sitorus
3.      St Drs Harungguan Siregar/Br Doloksaribu 
--   Mannen Koor Immanuel HKBP Wahidin Baru 
B  Beberapa Nama yang saya ingat lahir Pada 20 September 
P Pdt Jalaintan Simatupang (+)
Y Yang Berdekatan dengan Tanggal Lahir saya 
1. Sumurung Rajagukguk, Lahir 18 September 1974 
P   Pdt Julasber G Silaban M.Th Lahir 19 September 1964
d  Dan juga Kepada Teman Teman Yang Lahir Pada Tahun 1974 sudah pasti umurnya dalam Tahun ini memasuki Usia Yang Ke 40  
 

 

Selasa, 07 Januari 2014

Solu Bolon Raja Simatupang Taput- Sarulla- Muara


Realita ‘Solu Bolon’ Raja Simatupang di Taput

2 buah 'Solu Bolon' di dusun Tordolok Nauli, Desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Taput disebut sebagai realita situs budaya Raja Simatupang saat dikunjungi ratusan masyarakat sekitar. Foto|Rinto Aritonang..
2 buah ‘Solu Bolon’ di dusun Tordolok Nauli, Desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Taput disebut sebagai realita situs budaya Raja Simatupang saat dikunjungi ratusan masyarakat sekitar. Foto|Rinto Aritonang..

Taput-ORBIT: Realita pembuatan ‘Solu Bolon’ (perahu besar) milik pomparan Raja Simatupang yang beberapa minggu terakhir menjadi kabar yang menggemparkan di Kabupaten Tapanuli Utara tak juga surut hingga saat ini.
Tak ingin hanya sekadar isapan jempol sebagai sekadar cerita, Orbit Digital turun langsung ke lokasi asal desas desus ini beredar. Benar saja, di dusun Tordolok Nauli, desa Sarulla Dolok, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).
Kebenaran tentang kegiatan pembuatan benda ini untuk tujuan penggalian situs budaya Raja Simatupang di daerah ini dilakoni Pomparan Raja tersebut selama satu tahun terakhir.
“Tujuan kegiatan ini murni untuk penggalian situs-situs budaya Raja Simatupang serta suatu kegiatan yang mempersatukan seluruh keturunannya,” ujar Jusman Sianturi, Perwakilan Keturunan Raja Simatupang saat diwawancarai Orbit Digital setibanya di lokasi pembuatan ‘Solu Bolon’, Selasa (17/12).
Dijelaskan, proses pembuatan perahu sebagai situs budaya Raja Simatupang ini dimulai pada 7 Januari 2013 lalu.
Setelah hampir satu tahun berlangsung, saat ini pembuatannya sudah rampung dan segera akan dilanjutkan untuk kegiatan pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di Kecamatan Muara, Taput.
“Ada 2 buah ‘Solu Bolon’ berukuran berukuran besar dengan panjang 21 meter, lebar 110 cm serta tinggi 70 cm, serta 6 buah Solu kecil yang masing masing memiliki panjang 5 meter, lebar 80 cm serta tinggi 40 cm. Seluruh benda ini dibuat dengan menggunakan 7 batang pohon Meranti yang tumbuh di dalam hutan,” papar Jusman.
Menurut Jusman, keseluruhan ‘Solu’ yang ditukangi di kedalaman hutan yang berjarak sekitar 10 Km, sebelumnya telah dilangsir secara manual oleh 333 orang keturunan Simatupang menuju jalan desa di dusun Tordolok Nauli.
“Latarbelakang pembuatan Solu Bolon ini merupakan hasil Musyawarah keturunan Raja Simatupang yang ingin menggali situs-situs budaya Raja Simatupang sekaligus untuk mengingat nenek moyangnya yang hijrah dari Muara ke Sarulla,” ungkapnya.
Sebelumnya, dikatakan Jusman, berdasarkan rencana awal, ‘Solu Bolon’ tersebut harus sudah tiba pada tanggal 8 Desember lalu di Kecamatan Muara.
Namun karena prosesnya pengangkatannya sangat sulit akibat topografi alam  dan juga melihat kondisi keturunan Raja Simatupang yang terlibat dalam pengerjaan ini sudah terlihat lelah, maka Panitia kegiatan ini belum dapat memastikan kapan benda tersebut tiba di tempat tujuannya, Muara.
Walau soal, keberangkatan rombongan yang menghantarkannya dipastikan dilakukan pada Kamis (19/12) nanti.
Penunjukkan Lewat Mimpi
Informasi yang dihimpun Orbit Digital di lokasi menyebutkan di kalangan masyarakat keberadaan 2 buah ‘Solu Bolon’ serta 6 buah Solu kecilnya, dinilai bernuansa magis.
Bahkan, proses pemindahannya ke pinggiran Danau Toba di daerah wisata Muara, Taput dari lokasi dusun Tordolok Nauli, Sarulla, Kecamatan Pahae Jae memiliki jarak sekitar 85 kilometer, menambah nilai magisnya.
Karena, sistem pemindahannya yang harus dilakukan secara manual dengan diangkat dipundak ke 333 keturunan Raja Simatupang ini alias tidak boleh memakai alat transportasi lainnya.
Demikian juga pembuatannya harus menggunakan kayu jenis Meranti di dusun Tordolok Nauli yang konon keberadaan kayu Merantinya diketahui melalui penunjukan lewat mimpi ke salah seorang keturunan Raja Simatupang.
Laporan|Rinto Aritonang
Editor|M Asril

Solu Bolon yang Menggemparkan Masyarakat Batak


Solu Bolon yang Menggemparkan Masyarakat Batak

Posted: 22/12/2013 13:35
TOPIK #Solu Bolon
Solu Bolon yang Menggemparkan Masyarakat Batak
Solu Bolon (Foto Kiriman: Bahara Panjaitan/Citizen6)
Citizen, Medan: Begitu banyak tradisi unik yang di miliki indonesia, termasuk kali ini yang sedang di lakukan oleh marga simatupang di tanah batak. Pada Sabtu (21/12/2013) seluruh keluarga Simatupang dari seluruh dunia berkumpul. Mereka datang dari berbagai kota dengan tujuan satu: menghormati leluhurnya dalam acara Solu Bolon.
Solu Bolon ini cukup menggemparkan masyarakat batak. Tidak tanggung-tanggung kali ini salah satu marga dari suku batak ini membuatkan 7 buah solu bolon (perahu besar) yang dua di antaranya berukuran cukup besar Perau dengan panjang 25 meter ini dibuat di bukit gunung Sarulla Dolok, di kecamatan pahae, tapanuli utara. Alasan mengapa perahu tersebut di buat disana, karena Bahan atau pohon kayu yang cocok untuk pembuatan perahu sesuai dengan persyaratan adat hanya ada di sana.

Selain itu, ketika perahu tersebut sudah selesai di buat, selanjutnya akan di bawa menuju Sarulla yang jaraknya cukup jauh dari lokasi pembuatan perahu tersebut, dengan cara di pikul ratusan orang yang tentunya adalah keturuna marga Simatupang. Secara bersama-sama mereka membawa perahu itu menuju Sarulla. Medan yang dilalui cukup ekstrim, berlumpur dan naik turun. Namun dalam pesannya leluhur Simatupang juga mengatakan bahwa ketika mengangkat perahu tersebut orang-orang yang mengangkatnya akan mendapat kekuatan dari seluruh manusia dari seluruh dunia.
Menurut persyaratan yang di sampaikan oleh leluhur mereka, bahwa ketika mengangkat perahu tersebut tidak boleh sampai menyentuh tanah, sehingga ketika istirahat atau bergantian dengan orang lain, ketika meletakkan perahu tersebut di bawahnya di alaskan balok-balok kayu, sehingga tidak sampai menyentuh tanah.
Selanjutnya pada Sabtu 7 Desember 2013 dibawa ke Muara (juga di Kabupaten Tapanuli Utara, 60 km dari Sarulla. Dan akan di resmikan di 21-22-23 Desember 2013 dengan ritual dan acara yang sangat besar dan meriah

Acara ini akan di hadiri semua keturunan marga simatupang seluruh dunia, dan bagi mereka yang tidak menghadiri acara tersebut di wajibkan mengunjungi Solu Bolon yang akan di simpan di suatu tempat di Muara.
Penulis:
Bahara Panjaitan
Medan, baharapXXX@yahoo.co.id