
SEBUTAN
‘Muara Nauli’ yang artinya ‘Muara yang indah’ memang tak berlebihan
diberikan kepada kawasan ini. Memuji alam Muara, bakal tak ada habisnya,
karena keindahannya yang penuh tantangan, godaan panorama serta
hembusan angin yang menyejukkan, lengkap sebagai suatu kawasan wisata.
Muara
adalah salahsatu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara,
yang berada di bagian utara kawasan Danau Toba yang terdiri dari 15
desa dengan jumlah penduduk sekitar 15.171 juta jiwa. Mayoritas
penduduknya petani dan nelayan.
Mencapai kawasan Muara, kita bisa
melalui jalan darat yang memberi suguhan pemandangan perbukitan
menghijau, lembah curam, dan - tentu saja - panorama keindahan Danau
Toba yang membiru.
Selain itu, penjelajahan menuju kawasan yang
memang identik dengan Danau Toba tersebut, juga dapat dilakukan dengan
cara lain yaitu menumpang kapal angkutan kecil yang hampir setiap hari
berangkat dari dermaga Balige, Kabupaten Toba Samosir, dengan perjalanan
memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Sama dengan perjalanan darat,
perjalanan lewat kapal ini juga menyuguhkan sajian pemandangan alam yang
indah, serta sesekali akan terlihat beberapa nelayan yang sedang
menyebarkan jala ikannya. Inilah yang menjadi salah satu potret
kehidupan penduduk pinggiran Danau Toba.
Anda kenal dengan mangga
Parapat? Sesungguhnya mangga ini banyak dipasok dari kawasan Muara yang
memang menjadi potensi khas dan keberadaannya sudah berlangsung dari
tahun ke tahun. Biasanya antara bulan Agustus hingga September akan
terjadi panen mangga besar-besaran, sehingga mangga Muara yang terkenal
manis rasanya itu kerap dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang sering
berkunjung ke kota wisata Parapat.
Keindahan Nan Eksotis
Tapi
Muara bukan hanya Muara. Di kecamatan ini, pengunjung dapat melihat
beberapa objek wisata yang menarik, di antara panorama indah Hutaginjang
yang terletak sekitar 38 km dari Tarutung atau 11 km dari Bandara
Silangit Borong-borong. Dari Panorama indah Hutaginjang menelusuri jalan
berbelok, seraya menikmati pemandangan indah lahan persawahan,
menggiring perjalanan menuju kota Muara. Di sini dapat dinikmati wisata
pantai yang telah dilengkapi sejumlah fasilitas seperti rumah makan,
restoran, dan hotel berbintang.
Dan, kepuasan berwisata semakin
lengkap jika mengunjungi Pulau Sibandang. Pulau yang berada di tengah
Danau Toba ini merupakan bagian Kecamatan Muara dan merupakan pulau
terbesar kedua di Danau Toba dengan luas sekitar 1.194 hektar dan dihuni
sekitar 2.551 jiwa. Di Pulau Sibandang inilah, banyak dijumpai pohon
mangga tadi, sehingga pulau ini sering pula dijuluki ‘Pulau Mangga’.
Dua
objek wisata inilah yang sangat potensial untuk dikembangkan. Lokasi
Pulau Sibandang merupakan salah satu kawasan strategis dan memiliki
prospek menjadi resor wisata air. Di sekitar lokasi perairan merupakan
lokasi strategis untuk berbagai aktivitas olahraga air seperti
parasailing, ski air, jet ski, kano, sampan tradisional, renang dan
lain-lain.
Hutaginjang dan Pulau Sibandang, lokasinya juga strategis
untuk wisata terbang layang (gantole). Bahkan kereta gantung untuk
wisata dari puncak panorama Hutaginjang menuju pulau Sibandang untuk
menikmati panorama indah Danau Toba, Pulau Samosir dan Pulau Sibandang,
sangat layak dibangun
Khusus untuk kawasan Hutaginjang, sejak 2007
lalu telah digunakan sebagai lokasi take-off kejuaraan gantole dalam
rangka Lake Toba Eco Tourism III. Itu berlanjut di tahun 2008 dan tahun
ini juga menjadi lokasi kejuaraan Piala Bupati Taput Torang Lumbantobing
dalam rangkaian Festival Internasional Pemuda Olahraga Bahari (FIPOB)
IV 2009.
Kang Dadang, atlet gantole senior asal Jawa Barat yang ikut
berlomba di dua tahun lalu, memuji habis-habisan panorama Hutaginjang
yang menurutnya sangat pantas untuk dijadikan lokasi terbang gantole,
bahkan kejuaraan bertaraf internasional sekalipun.
“Luar biasa,
pemandangannya teramat eksotis. Lengkap paduan pegunungan, dataran
rendah yang luas serta perairan danau. Teramat puas terbang di sini,
apalagi sambutan masyarakatnya juga luar biasa,” katanya, ketika itu.
“Kita sudah merintisnya. Tinggal melihat apakah animo investor akan
terpancing untuk melirik Muara, termasuk mengembangkan olahraga wisata
di daerah ini,” ujar Mayor Gagarin Aritonang, pengurus dan atlet gantole
Fasida Sumut sekaligus putra daerah asal desa budaya Aritonang, yang
lokasinya bisa langsung ditatap dari panatapan Hutaginjang. (**)